Ini Bukan Masalah Intoleransi Apalagi Tindak Kejahatan

Saya adalah seorang guru. Sudah lebih 16 tahun saya mengajar, sampai saat ini. Yang saya didik adalah anak-anak usia SMP sampai SLTA. Usia pancaroba, peralihan dari kanak-kanak ke remaja menuju dewasa. Dan saat ini, bersama rekan para pendidik, kami mengelola lembaga pendidikan dengan hampir 2000 peserta didik, dari TK sampai sekolah tinggi. Tidaklah mudah pekerjaan menjadi seorang guru itu. Apalagi untuk generasi millenial saat ini. Perkembangan zaman dan teknologi informasi telah membuat mereka memiliki karakter tersendiri. Guru harus mempersiapkan diri lebih maksimal lagi dalam mendidik dan menghadapi mereka. Sebagai seorang guru, saya harus menyiapkan bahan ajar. Mengevaluasi capaian pembelajaran, membuat soal ujian dan memeriksa hasilnya. Memberikan nilai dan mengulangi anak yang belum tuntas. Disamping itu, setiap kali hadir dan tampil di depan kelas, mesti ada nilai dan karakter yang harus saya tanamkan kepada mereka. Itu semua saya lakukan sampai saat ini, walaupun saya juga Wa

Bersalamam Sambil Merunduk-Nunduk, Bukan Tipikal Orang Minang.

Tulang Punggung Orang Minang Itu "Lurus"

----

Bersalamam Sambil Merunduk-Nunduk,bukan tipikal orang Minang.

---

"Duduak samo randah,Tagak Samo Tinggi" (Duduk sama rendah,tegak sama tinggi".


---





Tentang memperlakukan pemimpin di Minangkabau:


" Kok tinggi, jambo-jamboan,
Kok dulu, tungkai-tungkaian. 

Didahuluan hanyo salangkah, 
ditinggikan hanyo sarantiang 
(Didahulukan selangkah,ditinggikan seranting). 

"Sambah-manyambah" (persembahan) kepada mereka yang dijadikan pemimpin hanya ada dalam kata-kata di Minangkabau. 

Tak ada pengkultusan kepada tokoh, pemimpin, bahkan kepada yang bertitel Buya sekalipun.

Itulah doktrin egaliter yang membentuk kepribadian orang Minang.

Jika menghadapi lawan bicara, pantang bagi orang Minang mengarahkan mata ke arah lain! 

Mata harus menatap tajam, fokus ke mata lawan bicara.

Lihat inyiak kita, Haji Agus Salim itu! Jelas berbeda dengan yang bukan dari Minang. 

Apalagi tulang punggung orang Minang itu "lurus", dan tak bisa "membungkuk" pada orang lain.()

Lalu,bagaimana dengan orang Minang hari ini? Saya percaya, darah egaliter itu masih ada dalam diri orang Minang!_ Wallaahu a'lam.
--
Payakumbuh, Okt'20
IN.Malin Bungsu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Hukum Adat Minangkabau

Peran dan Fungsi Urang Sumando

Ini Bukan Masalah Intoleransi Apalagi Tindak Kejahatan